Alasan rasional lndonesia untuk melanjutkan program tenaga nuklirnya adalah mendiversifikasikan sumber energi dan mengatasi hambatan penyediaan sumber energi masa depan. Pertimbangan penting lain seperti ekonomi, kenaikan harga bahan bakar fosil, peningkatan pembangunan ekonomi Indonesia dan pengurangan efek rumah kaca dan emisi gas racun lain menjadi kunci pemilihan sumber energi yang strategis. Dalam pemilihan calon PLTN, kebutuhan bahan bakar nuklir yang berkelanjutan menjadi pertimbangan utama. Teknologi terpilih seyogyanya mampu mengikuti evolusi teknis, ekonomis, dan kebijakan lingkungan dan energi yang amat cepat. Cadangan uranium dunia yang dapat dipungut dengan murah saat ini merupakan pertimbangan wajar sebagai sumber energi berdasarkan teknologi daur bahan bakar nuklir yang komersial, bahkan penggunaan Pu dalam bahan bakar oksida campuran. Dalam-jangka panjang daur bahan bakar nuklir yang banyak berkiprah di reektor air ringan (LWR) akan menghadapi meningkatnya pasokan bahan bakar. Berdasarkan ekonomi neutron yang memadai dan fIeksibilitasnya pada pasok ulang elemen bakar, reaktor CANDU adalah reaktor komersial yang memanfaatkan cadangan bahan bakar paling-efisien dan mampu berakomodasi dengan segenap aneka daur ulang maju yang efisien. Sebagian besar daur ulang itu menggarap bahan bakar nuklir berkadar terlalu rendah untuk digunakan di LWR termasuk produk-produk yang sekarang dianggap limbah, seperti bahan bakar bekas LWR dan uranium hasil pungut pabrik proses-ulang.
Kelenturan daur ulang reaktor CANDU ini melapangkan jalan pengembangan energi berkelanjutan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Pengembangan daur ulang versi CANDU juga dapat diakomodasikan terhadap dsain-desain reaktor yang bahan bakarnya saat ini ada dan sedang dioperasikan, dan bahkan mampu mengikuti opsi bahan bakar lain bila pasar memintanya. Hal ini membebaskan diri dari hambatan cadangan bahan bakar masa depan tanpa bergantung kepada tantangan dan mahalnya teknologi masa depan seperti reaktor biak cepat yang bila tiba saatnya komersial, bahkan daur ulang CANDU dan reaktor biak cepat dapat saling melengkapi dan dapat mencapai sinergi yang menguntungkan. Makalah ini menguraikan opsi daur ulang yang mengakomodasi teknologi reaktor CANDU termasuk penggunaan uranium sedikit diperkaya, memperkenalkan teknologi DUPIC (pemanfaatan langsung bahan bakar bekas PWR di CANDU), pembakaran uranium terpungut, campuran oksida uranium dan plutonium atau aktinida, dan daur ulang berbasis thorium. Opsi ini melengkapi reaktor CANDU dengan teknologi penyiapan bahan bakar paling fIeksibel untuk tipe reaktor apa saja yang siap beradaptasi dengan variasi pasar energi di masa depan.
Abstrak Inggris A primary rationale for Indonesia to proceed with a nuclear power program is to diversify its energy sources and achieve freedom from future resource constraints. While other considerations, such as economy of power supply, hedging against potential future increases in the price of fossil fuels, fostering the technological development of the Indonesian economy and minimizing greenhouse and other gaseous emissions are important, the strategic resource issue is key. In considering candidate nuclear power technologies upon which to base such a program, a major consideration will be the potential for those technologies to be economically sustained in the face of large future increases in demand for nuclear fuels.
The technology or technologies selected should be amenable to evolution in a rapidly changing technical, economic, resource and environmental policy. The world's proven uranium resources which can be economically recovered represent a fairly modest energy resource if utilization is based on the currently commercialized fuel cycles, even with the use of recovered plutonium in mixed oxide fuels. In the long term, fuel cycles relying solely on the use of light water reactors will encounter increasing fuel supply constraints. Because of its outstanding neutron economy and the flexibility of on-power refueling, CANDU@* reactors are the most fuel resource efficient commercial reactors and offer the potential for accommodating an almost unlimited variety of advanced and even more fuel efficient cycles. Most of these cycles utilize nuclear fuels which are too low grade to be used in light water reactors, including many products now considered to be waste, such as spent light water reactor fuel and reprocessing products such as recovered uranium. The fuel-cycle flexibility of the CANDU reactor provides a ready path to sustainable energy development in both the short and the long terms. Most of the potential CANDU fuel cycle developments can be accommodated in existing reactor designs, allowing operation today on currently available fuels and switching to other fuelling options as market conditions change.
This establishes an important freedom from future resource constraints without depending on future commercialization of challenging and expensive technologies such as fast breeder reactors, yet, once these are commercially available, CANDU and fast breeder fuel cycles are complementary and can achieve a highly advantageous synergism. This paper examines the fuel cycle options which CANDU reactor technology can accommodate, including the use of slightly enriched uranium, direct use of spent pressurized water reactor fuel in CANDU (*dupic*), burning recovered uranium, mixed plutonium and uranium oxides or actinides and the use of thorium based fuel cycles. These options provide CANDU reactors with the most flexible fuelling of any reactor type, which are readily adaptable to meeting future variations in energy markets, regardless of what these may be.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas komentarnya