Tutorial, Internet, Hardware, Software, Os, Linux, Android, Security, Mikrotik

01 April, 2012

Instalasi GNU/Linux terkadang menjadi sangat menyeramkan kadang bagi kita yang memang baru mengenal sistem operasi ini. Kenyataannya tidak sama sekali. Kita hanya perlu mempelajari dokumentasi yang ada dan melakukan praktek pada sistem kita.
Menginstalasi Linux sulit ? Tidak lagi. Mungkin dua-tiga tahun yang lalu memang benar karena pilihan distro yang terbatas dan belum nge-trend-nya penggunaan Linux sebagai sistem operasi desktop sehingga instalasi Linux hanya bisa dilakukan para opreker atau para system administrator yang menggunakan Linux untuk server. Booming Linux yang terjadi mulai tahun 1999 telah mendorong lahirnya distro-distro baru yang menekankan pada kemudahan instalasi dan konfigurasi. Sekarang ini hampir semua distro populer menggunakan metode instalasi berbasis grafis yang mirip instalasi Windows. Sebelum menginstalasi Linux, hendaknya dilakukan persiapan sebagai berikut :

  1. Catat dan kalau bisa hafalkan konfigurasi teknis PC/laptop anda, mulai dari tipe prosesor, chipset motherboard, kapasitas harddisk, ukuran RAM, merk dan spek teknis VGA card (besar RAM, tipe chipset), sound card (chipset, IRQ, I/O address, DMA), monitor (tipe, resolusi max, refresh rate vertikal/ horisontal), mouse (port, jumlah tombol), keyboard, printer, CD-ROM drive, ethernet card, modem, dan apapun yang melekat ke PC/laptop anda.
  2. Siapkan media source instalasi. Umumnya, dan sangat disarankan, untuk melakukan instalasi menggunakan CD/DVD atau bisa menggunakan flashdisk seperti cara ini
  3. Persiapkan space harddisk untuk menampung Linux, gunakan software untuk mempartisi hardisk anda seperti software ini atau bisa juga menggunakan live cd linux ubuntu yang sudah ada GParted partition manager. Sediakan space minimum 500 MB, disarankan 1 GB ke atas. Catatan : Bila anda menggunakan PartitionMagic anda bisa langsung membuat partisi ext2 (sistem file Linux) dan swap, dan memformatnya sekaligus.
  4. Persiapkan media boot.PC/laptop anda harus di set booting dari CD-ROM atau USB,tergantung anda menggunakan live CD atau menggunakan live USB.Jika tidak bisa, lakukan instalasi dari Windows (menggunakan loadlin), atau membuat bootdisk (menggunakan program RAWrite, cari di CD instalasi, lalu gunakan image yang tersedia di \img), dan jangan lupa menyetel urutan boot ke floppy (A:) terlebih dulu.
  5. Back up data Anda  walaupun instalasi GNU/Linux berjalan dengan aman, lancar dan terkendali tapi alangkah baiknya anda mem-backup data penting anda. Kita hanya manusia biasa, bisa saja lupa dan secara tidak sengaja menekan tombol atau salah pilih saat instalasi sehingga terjadi hal yang tidak diinginkan. Yang terpenting disini adalah ketelitian dan pengetahuan dasar mengenai instalasi Linux.
  6. Pengaturan partisi, dengan asumsi bahwa Linux akan digunakan bersama-sama sistem operasi lain (di sini diasumsikan Windows). Untuk instalasi linux hanya di butuhkan 2 partisi yaitu : 
    1. Swap 2 x memori fisik ( untuk lebih jelasnya penggunaan swap baca disini)
    2. Root merupakan puncak dari sebuah hirarki direktori, biasanya dinotasikan dengan tanda slash  (baca keterangan root disini)
    3. home biasanya untuk menyimpan data pribadi.(boleh ada dan boleh tidak)
    4. Filesystem linux silakan pakai yang ext4 | lihat disini perbedaan masing-masing filesystem 
  7. Pemilihan paket software, menginstal satu distro berarti menginstal software aplikasinya. Anda  bisa memilih satu per satu, menggunakan sistem menu (namun ingat, untuk distro Debian ada 4000 paket!) atau menggunakan sistem preconfigured, seperti pada Caldera atau SuSE. Jika anda bingung, lewati saja tahapan ini dan jika ubuntu akan ada software aplikasi standar yang akan terinstall di PC/Laptop anda, selanjutnya anda dapat menggunakan tool packaging untuk menambah / mengurangi paket yang terinstal.
  8. Inisialisasi sistem, meliputi pemilihan daerah waktu, pemilihan password root (administrator), penambahan user (jika perlu), konfigurasi jaringan, dan konfigurasi GUI (X Server), serta konfigurasi boot loader (pemilih sistem operasi). Setelah selesai, sistem akan di-boot ulang. Jangan lupa mengeluarkan media boot (bootdisk, CD-ROM) agar proses instalasi tidak berulang lagi.

Memilih Distribusi/Distro

Pilihlah distribusi GNU/Linux yang sesuai dan menarik bagi anda, mungkin anda pernah mendapatkan cinta pada pandangan pertama pada suatu distribusi? dikenalkan oleh teman anda? dapatkan cinta itu segera. Jika memang belum cocok, cari distribusi lain. 

Tips memilih distro:
  • Kita punya teman dekat, teman di sekitar kita atau teman online? Tanyakan padanya distribusi apa yang dia pakai.
  • Instalah distro yang dipunyai teman kita itu. Kita bisa saling berdiskusi, ngoprek bareng, dan akhirnya kita dengan teman-teman kita akan berkembang bersama. Asik lho main Linux bareng teman!.
  • Distro yang sama dengan kepunyaan teman sudah diinstal dan kita sudah mahir dalam memainkannya. Selanjutnya kita bisa coba untuk menginstal distro lain yang menurut kita bagus.
  • Mungkin akan menghabiskan waktu dan biaya ketika kita harus menginstal semua distro Linux yang jumlahnya banyak itu. Jadi lebih baik kita memilih distro-distro mana saja yang sekiranya cocok/suka, tentu saja dengan melihat pengalaman teman yang pernah atau sudah pakai, dokumentasi, artikel, dan materi-materi yang terkait.
  • Bekerja seperti biasa dalam Linux kita (mungkin bisa dengan variasi distro yang berbeda), dan akhirnya kita bisa merasakan dan memahami distro mana yang paling cocok.
Ada beberapa jenis distro linux yang bisa saya paparkan di bawah ini :

1. Debian

Debian adalah sistem operasi bebas yang dikembangkan secara terbuka oleh banyak programer sukarela(pengembang Debian) yang tergabung dalam Proyek Debian [lengkapnya]

2. Redhat

Red Hat Linux (RHL), buatan perusahaan Red Hat, Inc., adalah sistem operasi Linux yang populer sampai produksinya dihentikan pada tahun 2004. [1] {lengkapnya}

3. Centos
CentOS singkatan dari Community ENTerprise Operating System (Sistem Operasi Perusahaan buatan Komunitas/Masyarakat) adalah sistem operasi gratis yang dibuat dari source code Red Hat Enterprise Linux (RHEL). Proyek ini berupaya untuk 100% binari kompatibel dengan produk hulunya (RHEL). Dan tentu saja menggunakan paket RPM.[Lengkapnya]

4. Fedora 
Fedora (bahasa Indonesiafeˈdɔːrə) (sebelumnya bernama Fedora Core, kadang-kadang disebut juga dengan Fedora Linux) adalah sebuah distro Linux berbasis RPM dan yum yang dikembangkan oleh Fedora Project yang didukung oleh komunitas pemrogram serta disponsori oleh Red Hat. Nama Fedora berasal dari karakter fedora yang digunakan di logo Red Hat.[lengkapnya]

5. Ubuntu
Ubuntu merupakan salah satu distribusi Linux yang berbasiskan Debian dan didistribusikan sebagai software bebas. nama Ubuntu berasal dari filosofi dari Afrika Selatan yang berarti "Kemanusiaan kepada sesama"[7].[lengkapnya]

6. BackTrack
BackTrack adalah salah satu distro linux yang merupakan turunan dari slackware yang mana merupakan merger dari whax dan auditor security collection[lengkapnya]

7. Slackware
Slackware merupakan sistem operasi yang dibuat oleh Patrick Volkerding dari Slackware Linux, Inc. Slackware merupakan salah satu distro Linux awal, dan merupakan yang tertua yang masih dikelola. Tujuan utama Slackware adalah stabilitas dan kemudahan desain, serta menjadi distribusi Linux yang paling mirip Unix[1].[lengkapnya]