Tutorial, Internet, Hardware, Software, Os, Linux, Android, Security, Mikrotik

10 August, 2014

WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN)
 
 
 
Jaringan Nirkabel (Wireless)
  Jaringan wireless adalah suatu arsitektur jaringan komputer yang terhubung
  menggunakan media transmisi berupa wlan card (pengguna) dan Access Point (AP), sebagai
  transmitter dan receiver, dimana transmisi data dikirim melalui gelombang elektromagnetik
  sebagai penghantarnya.
  Setiap komponen atau protokol yang ada didalam jaringan wireless diatur oleh salah
  satu badan organisasi dunia yaitu IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) dan
  FCC (Federal Communication Commission) sebagai standar yang luas diaplikasikan baik
  diberbagai perangkat keras atau lainnya.
Komponen pendukung jaringan wireless
  Jaringan wireless dibangun dari berbagai komponen pendukung, sehingga dapat
  melakukan komunikasi data. Setiap bagian komponennya memiliki fungsi masing – masing,
  seperti pada bagian lain dari jaringan seperti LAN atau lainnya. Pada jaringan wireless juga
  terbagi ke dalam 2 sistem. Sistem pertama berupa Software dan sistem kedua adalah
  Hardware. Kita akan membahas lebih mendalam dari keduanya :
1. Komponen Software :
1. Device Driver
    adalah program komputer yang digunakan untuk mengontrol berbagai perangkat
    yang terhubung ke komputer.
 2. Firmware
    Firmware merupakan suatu kombinasi dari persistent memori, kode program dan
  media penyimpanan yang digunakan untuk embeded system pada perangkat
  keras. Terdapat beberapa versi firmware untuk perangkat jaringan wireless,
  seperti AP yang bersifat open source, diantaranya adalah :
     1. DD-WRT (http://www.dd-wrt.com/)
     2. Open WRT (https://openwrt.org/)
     3. Tomatoc (http://www.polarcloud.com/tomato)
     4. Fairuza
     5. Jassager
     6. X-WRT
     7. Tarifa, dll.
3. Protokol 802.11
    a. IEEE 802.11a
    b. IEEE 802.11b
    c. IEEE 802.11g
    d. IEEE 802.11n
Komponen Hardware :
 1. Wireless Card
    Adalah suatu adapter untuk komunikasi data pada jaringan wireless, sehingga
    setiap PC mampu terhubung satu dengan yang lainnya melalui protokol yang
    sama. Saat ini wireless adapter telah beragam jenisnya, diantaranya yaitu :
     a. Wireless USB Card
     b. Wireless Card PCI
     c. Wireless 3G/HSDPA Modem USB
 

Gambar Wireless Card
2. Access Point Router
  Suatu router yang digunakan untuk menghubungkan setiap klien ke dalam
  jaringan wireless (infrastruktur), sehingga mampu terhubung pula ke jaringan
  internet.
Gambar Wireless Acces Point Router
  Pada jaringan wireless terdapat standarisasi yang digunakan untuk penyesuaian
  kerja hardware atau software yang dibuat oleh berbagai vendor. Standar tersebut
  dikeluarkan oleh IEEE yang dikenal sebagai standar IEEE 802.11 dan di lisensi oleh organisasi
  yang berada di Amerika yaitu FCC. Dari standar tersebut telah lahir berbagai perangkat
  hardware yang memiliki kemampuan berbeda – beda, seiring dengan berkembangnya versi
  standarisasinya. Versi – versi standarisasi dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar Standarisasi Wireless IEEE 802.11
  Pada jaringan wireless dikenal suatu teknologi baru yaitu MIMO (Multiple Input
  Multiple Output) atau Multiptle Antena Transmitter (Tx) dan multiple antena Receiver (Rx).
  Teknologi tersebut muncul berdasarkan teknologi sebelumnya (802.11) dengan
  menambahkan fungsi MIMO.
  Kemunculan teknologi tersebut diaplikasikan pada perangkat dengan standar
  802.11n yang beroperasi menggunakan Channel-bonding / 40 Mhz pada layer Physical, dan
  aggregasi frame pada layer MAC. Teknologi ini ditujukan untuk meningkatkan kinerja
  jangkauan penerimaan sinyal dan throughput data, tanpa bandwidht frekuensi dan daya
  pancar tambahan.
 Frekeunsi dan Kanal Jaringan wireless 802.11
    Frekuensi merupakan suatu saluran gelombang elektromagnetik yang berada di
   udara yang digunakan untuk akses pertukaran data diantara perangkat yang beroperasi
   pada jaringan wireless. Sedangkan kanal (channel) yaitu jangkauan frekuensi yang
   terdefinisikan secara baik yang digunakan untuk komunikasi.
    Jaringan wireless 802.11b/g mendefiniskan lebar saluran kanal sebesar 22 MHz yang
   beroperasi di frekuensi 2.4 GHz, tetapi pemisah diantara kanal hanya sebesar 5 MHz.
    Sedangkan pada 802.11a/n memiliki lebar kanal sebesar 20 MHz dengan operasi kerja di 5
   frekuensi GHz (802.11a), 2.4 GHz (802.11n).
Gambar Kanal dan frekuensi tengah untuk 802.11b
   Penggunaan paling populer dari gelombang mikro adalah di oven microwave, yang
  kebetulan menggunakan frekuensi yang sama dengan frekuensi standard wireless pada
  praktikum kali ini. Spektrum frekuensi ini berada dalam band yang dibuat terbuka untuk
  penggunaan umum tanpa perlu lisensi. Di negara maju, wilayah band ini di kenal sebagai
  ISM (Industrial, Scientific, and Medical) band. Sebagian besar dari spektrum elektromagnetik
  yang ada biasanya di kontrol secara ketat oleh pemerintah melalui lisensi, contohnya di
  frekuensi 5 GHz. Penggunaan PtP dan PtM beroperasi di frekuensi 5 GHz, sehingga ketika
  kita akan mengaplikasikan jaringan ini, diperlukan perizinan untuk kepengurusan
  administrasi ke lembaga terkait.
   Saluran jaringan wireless yang banyak diaplikasikan terbagi ke dalam 2 saluran. Yang
  pertama saluran untuk IEEE 802.11b/g (2.4 GHz) dan IEEE 802.11a (5Ghz).
   Saluran diatas digunakan untuk jalur komunikasi, dimana ketika dua perangkat yang
  beroperasi pada jaringan wireless ingin saling terkoneksi . Maka 2 perangkat tersebut harus
  berada pada frekuensi dan spektrum radio saluran yang sama. Bila tidak, maka tidak akan
  pernah mampu bernegosiasi untuk terkoneksi.
Wireless Indoor dan Outdoor
   Jaringan wireless apabila didasarkan pada penggunaan area atau lokasi, dapat
  diklasifikasikan ke dalam dua area. Setiap area mendefinisikan kebutuhan perangkat
  kerasnya tersendiri, sebab cakupan (coverage) yang akan dijangkau oleh sinyal berbeda
  pula. Kedua area akan menghasilkan gangguan atau redaman terhadap sinyal yang jauh
  berbeda. Dibawah ini akan diklasifikasikan dua mode jaringan wireless berdasarkan area
  penggunaannya ;
  1. Wireless Indoor
     adalah jaringan dimana pembuatan, penempatan dan penggunaan akses jaringan
    berada di dalam gedung atau ruangan. Dalam ruang lingkup penerimaan sinyal,
    jaringan ini akan memiliki batasan akses, sebab sinyal akan terhalang oleh tembok
    beton, sehingga area yang diterima hanya sekitar ruangan tersebut, sebab tembok
    akan memantulkan sinyalnya, seperti arah pantulan cahaya. Jika ada bagian
    ruangan yang terbuka, memungkinkan pula sinyal untuk diterima diluar ruangan
    namun kekuatan sinyal tidak akan lebih baik daripada didalam..
  2. Wireless Outdoor
     adalah jaringan dimana pembuatan jaringan ditujukan untuk menjangkau area
    yang lebih luas yang berada di luar ruangan.. hal yang penting dalam pembuatan
    jaringan ini adalah penempatan AP atau antena berada di tempat yang lebih
    terbuka atau tidak terhalang (misal pohon, gedung, dll). Ketinggian antena dan
    gain dapat menentukan jarak yang dapat dijangkau oleh sinyal. Semakin tinggi dan
    semakin besar nilai gain maka mampu untuk melayani jangkuan yang semakin
    jauh. Penggunaan antena pada tipe jaringan ini sangat bermanfaat, terlebih
    penentuan tipe antena yang digunakan, karena berbeda penggunaan antena
    menghasilkan cakupan area yang berbeda pula.
Jaringan wireless mendeskripsikan beberapa pengaturan/ konfigurasi mode sistem
wireless. Mode konfigurasi menentukan peran yang akan dijalankan oleh suatu PC, AP atau
Antena. Apakah akan menjadi Transmitter atau Receiver ?. Teknologi 802.11a/b/g/n
mengenal 4 mode konfigurasi, baik itu disisi Klien (PC), AP atau Antena. Mode tersebut ialah: 
A. Mode Master (mode AP atau Station di jaringan infrastruktur) adalah Suatu wireles
card di AP Router difungsikan sebagai penyedia layanan. Pada mode ini harus
mangatur komunikasi, menentukan dan memberikan SSID untuk jalur akses bagi klien
atau memberikan autentikasi konektivitas (password), bahkan perebutan kanal,
pengulangan paket, dll . Pengaturan wireless card ini hanya dapat terhubung dengan
mode managed yang dikonfigurasi disisi klien.
B. Mode managed (mode klien) adalah konfigurasi wireless card yang hanya dapat
bergabung dengan mode master yang telah dibuat, dan secara otomatis akan
menyesuaikan konfigurasi saluran dengan master beserta autentikasinya.
C. Monitor adalah modus monitor digunakan oleh beberapa alat (seperti, wireless card
menggunakan software kismet) untuk dapat secara pasif mendengarkan trafik data
yang lewat pada satu saluran radio tertentu. Pada mode monitor, card nirkabel tidak
dapat transmit / mengirim data. Hal ini berguna untuk menganalisis masalah pada
sambungan nirkabel atau memerhatikan penggunaan spektrum di jaringan lokal.
Modus monitor biasanya tidak digunakan untuk komunikasi
D. Wireless Distribution System (WDS) adalah mode bridge yang ada pada antena atau
perangkat AP untuk secara simultan menjembatani (bridge) ke ke perangkat lainnya.
Mode ini mengijinkan suatu perangkat bertindak sebagai tranparent bridge pada
Layer 2 (Data Link), sehingga traffic secara transparent beroperasi pada mode Layer
2. Dalam mode ini dibagi kedalam dua mode pengaturan :
· Access Point WDS.
Mode ini didefiniskan apabila kita akan membuat jaringan yang salah satu
perangkatnya bertindak sebagai Root Bridge (poin 5.3), sehingga setiap
perangkat lain akan beroperasi pada channel dan pengaturan yang sama pula.
Catatan : Apabila sebuah antena bertindak sebagai AP WDS maka sisi antena
lain yang akan bergabung harus bertindak sebagai Station WDS.
· Station WDS.
 Mode dimana suatu perangkat akan bertindak sebagai non-root bridge atau
anak dari bridge utama, sehingga yang perlu dilakukan pada mode ini adalah join
atau bergabung dengan mode AP WDS melalui penyesuaian channel yang
digunakan lalu scanning SSID (root bridge) dan lock terhadap MAC address Root
bridge, sehingga kedua antena atau AP dapat saling terhubung satu sama
lainnya.
Catatan : Mode ini hanya dapat bergabung dengan mode AP WDS.
Mode Network pada sistem jaringan wireless.
Dasar pembangunan blok jaringan 802.11 adalah disebut Basic Service Set (BSS), BSS
adalah gabungan dari group station yang saling terkoneksi antara satu sation dengan station
yang lainnnya. Komunikasi yang berlangsung dalam area tersebut dinamakan Basic Service
Area (BSA). Untuk menghasilkan jaringan bermodel BSS pengaturan mode jaringan pada
setiap station atau Antena atau AP perlu dikonfigurasikan. Konfigurasi setiap perangkat
memiliki tipe tersendiri. Tipe – tipe memiliki cara kerja dan kegunaannya masing – masing.
Oleh karena itu perlu diketahui kegunaannya, berikut akan dibagi kedalam 4
pengelompokan mode jaringan 802.11, agar mempermudah pemahaman :
Gambar Mode Wireles Network
1. Mode Ad – Hoc
Ad-Hoc adalah wireless card yang digunakan untuk jaringan PtP, PtM atau MtM,
dimana tidak ada satu master node atau AP. Dalam modus ad-hoc, setiap card
berkomunikasi langsung dengan tetangga. Node harus dalam jangkauan satu sama
lainnya untuk berkomunikasi, dan harus setuju pada nama jaringan (SSID) dan kanal
yang digunakan.
Gambar Jaringan wireless Ad-hoc
2. Mode Infrastruktur
Gambar Mode Infrastruktur
Infrastruktur adalah jaringan yang terdiri dari suatu AP router yang menyediakan
layanan berbagi akses data bagi klien, sehingga setiap klien untuk melakukan
konektivitas ke AP melalui frekuensi tertentu, SSID atau autentikasi password yang
disediakan oleh AP. setiap klien yang akan terhubung ke AP harus terkonfigurasi
dalam mode infrasturktur.
120
3. Mode Repeater
Gambar Model jaringan dengan repeater
Repeater adalah node yang dikonfigurasi untuk merelay trafik yang tidak
diperuntukkan untuk node atau AP itu sendiri. Dalam sebuah jaringan mesh, setiap
node adalah pengulang. Dalam jaringan infrastruktur tradisional, node harus
dikonfigurasi untuk meneruskan trafik ke node AP lain. Biasanya, kedua radio
repeater dikonfigurasikan untuk mode infrastruktur, untuk mengijinkan beberapa
klien untuk melakukan sambungan ke salah satu sisi pengulang. Tetapi tergantung
pada tata letak jaringan, satu atau lebih perangkat mungkin perlu di set dalam mode
ad-hoc atau mode klien. Dalam pengaplikasiannya repeaters digunakan untuk
mengatasi kendala di sambungan jarak jauh .
Jaringan Mesh
 1. Point to Point (PtP)
Gambar Sambungan Point to Point Wireless link
Sambungan point-to-point biasanya menyediakan sebuah koneksi internet dimana
akses lain tidak tersedia. Satu sisi dari sambungan point-to-point memiliki koneksi
internet, sementara yang lain menggunakan sambungan tersebut untuk mencapai
Internet.
2. Point to Multipoint (PtM)
Gambar Sambungan Point to Multipoint Wireless link
Tata letak jaringan yang juga sering dihadapi adalah point-to-multipoint. Apabila
beberapa node (antena) berbicara ke pusat akses, ini merupakan aplikasi point-tomultipoint.
Contoh yang khas dari tata letak point-to-multipoint adalah penggunaan
akses point nirkabel yang menyediakan sambungan ke beberapa laptop. Laptop tidak
berkomunikasi satu sama lain secara langsung, tetapi harus dalam wilayah akses
point untuk dapat menggunakan jaringan.
3. Multipoint to Multipoint (MtM)
Tipe tata letak jaringan yang ke tiga adalah jaringan multipoint-to-multipoint, yang
juga disebut sebagai ad-hoc atau jaringan mesh. Dalam jaringan multipoint-tomultipoint,
tidak ada kewenangan pusat. Setiap node pada jaringan dapat membaw lalu lintas data dari setiap node lainnya yang memerlukan, dan semua node
berkomunikasi satu sama lain secara langsung.
Gambar Sambungan Multipoint to Multipoint Wireless link
Tipe Autentikasi Security 802.11
Teknik untuk melakukan pengamanan jaringan wireless adalah melalui autektikasi,
enkripsi seperti WEP dan WPA mencoba mengatasi persoalan autentikasi privasi di lapisan
dua, lapisan data-link. Ini melindungi melawan Eavesdropper yang menguping sambungan
nirkabel, tetapi semua perlindungan ini berakhir di AP. Untuk menjamin privasi data,
enkripsi end-to-end yang baik sebaiknya menyediakan fitur berikut:
· Verifikasi authentikasi dari remote end. User sebaiknya dapat tahu tanpa raguragu
kepada siapa dia berbicara di ujung lain. Tanpa authentikasi, seorang user
bisa dapat data sensitif kepada siapa saja yang menyebutkan bahwa dia adalah
layanan yang sah.
· Metode enkripsi kuat. Algoritma enkripsi sebaiknya kuat terhadap serangan di
masyarakat, dan tidak dengan mudah di pecahkan oleh pihak ketiga. Tidak ada
keamanan di ketidakjelasan, dan enkripsi akan lebih kuat lagi jika algoritma
dikenal secara luas dan sudah di review oleh banyak orang. Algoritma yang baik
dengan kunci yang panjang dan terlindungi dapat menyediakan enkripsi yang tak
mungkin di bongkar oleh siapapun pada generasi kita dengan memakai teknologi
sekarang.
· Public key cryptography. Biarpun bukan syarat mutlak untuk enkripsi end-toend,
penggunaan public key cryptography bukan shared key (kunci bersama)
dapat menjamin bahwa data seorang individu tetap pribadi (aman), sekalipun
kunci dari pemakai lain telah jebol. Hal ini memecahkan masalah penyebaran
kunci kepada pemakai melalui jaringan yang tidak dipercayai.
· Data encapsulation. Mekanisme enkripsi end-to-end yang baik akan berusaha
melindungi sebanyak mungkin data. Mulai dari meng-enkripsi satu transaksi
email sampai encapsulation seluruh trafik IP, termasuk DNS lookups dan protokol
pendukung lain. Beberapa tool enkripsi yang sederhana hanya menyediakan
saluran aman yang bisa dipakai oleh aplikasi lain. Ini memungkinkan user
memakai program apapun yang mereka suka dan masih memperoleh
perlindungan enkripsi yang kuat, sekalipun program itu sendiri tidak
menyokongnya .
Paling utama untuk mendukung jaringan yang aman. Hal yang paling utama adalah
melalui autentikasi yang tangguh di sisi penyedia layanan yaitu AP. AP mendukung
beberapa metode verifikasi autentikasi keabsahan pemilik akses yang sah, melalui
beberapa algoritma diantaranya adalah :
1. WEP (Wired Equivalent Privacy)
Metode enkripsi yang paling banyak dipakai adalah enkripsi WEP. WEP adalah
singkatan dari Wired Equivalent Privacy, dan disokong oleh semua peralatan
802.11a/b/g. WEP mempergunakan kunci shared 40 bit untuk enkripsi data antara
akses point dan klien. Kunci harus dimasukkan di AP dan pada masing-masing klien.
Dengan memakai WEP, klien wireless tidak bisa menghubungkan dengan AP sampai
mereka memakai kunci yang benar. WEP pasti bukan solusi enkripsi terkuat yang
ada. Untuk satu hal, kunci WEP di pakai bersama-sama oleh semua pemakai
2. WPA (Wi-Fi Protected Access)
Protokol authentikasi lapisan data-link adalah Wi-Fi Protected Access, atau WPA.
WPA diciptakan khusus untuk mengatasi masalah / kekurangan WEP. WPA
menyediakan pola enkripsi yang lebih kuat secara signifikan, dan bisa memakai kunci
private yang dipakai bersama, kunci unik yang dialokasikan pada masing-masing
user, atau bahkan sertifikat SSL untuk authentikasi baik klien maupun akses point.
Keabsahan authentikasi diperiksa menggunakan protokol 802.1X.
WPA dibagi kedalam beberapa versi yaitu ;
· WPA2 Personal (WPA2 Pre-Shared Key (PSK)) dan WPA2 Enterprise (64
hexadecimal digits) merupakan peningkatan pada wireless encryption security
daripada WPA, tetapi tidak menggunakan algoritma yang disebut sebagai TKIP
(Temporal Key Integrity Protocol), sebab pada versi sebelumnya WPA terdapat
celah keamaannya pada algoritma tersebut. Dalam pengaplikasiannya bila
menggunakan WPA2 Enterprise memerlukan pengkonfigurasian di sisi Server
yang menyediakan Sistem autentikasi untuk tipe enkripsi ini.
3. RADIUS
RADIUS menjalankan sistem administrasi pengguna yang terpusat, sistem ini akan
mempermudah tugas administrator. Dapat kita bayangkan berapa banyak jumlah
pelanggan yang dimiliki oleh sebuah ISP, dan ditambah lagi dengan penambahan
pelanggan baru dan penghapusan pelanggan yang sudah tidak berlangganan lagi.
Apabila tidak ada suatu sistem administrasi yang terpusat, maka akan merepotkan
administrator dan tidak menutup kemungkinan ISP akan merugi atau pendapatannya
berkurang. Dengan sistem ini pengguna dapat menggunakan hotspot di tempat yang
berbeda-beda dengan melakukan autentikasi ke sebuah RADIUS server. RADIUS
merupakan suatu protokol yang dikembangkan untuk proses AAA (authentication,
authorization, and accounting.) Berikut ini adalah RFC (Request For Comment) yang
berhubungan dengan RADIUS :
    · RFC2865
        : Remote Authentication Dial-In User Service (RADIUS)
    · RFC 2866
        : RADIUS Accounting
    · RFC 2867
        : RADIUS Accounting for Tunneling
    · RFC 2868
        : RADIUS Authentication for Tunneling
    · RFC2869
        : RADIUS over IP6
    · RFC 2548
        : Microsoft Vendor-Specific RADIUS Attributes
    ·Etc.
802.1x terdiri dari tiga bagian, yaitu wireless node (supplicant), access point
(autentikator), autentikasi server. Autentikasi server yang digunakan adalah Remote
Authentication Dial-In Service (RADIUS) server dan digunakan untuk autentikasi
pengguna yang akan mengakses wireless LAN. EAP adalah protocol layer 2 yang
menggantikan PAP dan CHAP.
Gambar Mekanisme Autentikasi menggunakan RADIUS server.
Captive Protal
Alat authentikasi yang biasa dipakai di jaringan nirkabel adalah captive portal.
Captive portal memakai standar web browser untuk memberi seorang user wireless
kesempatan untuk mengauthentikasi dirinya, biasanya berupa username &
password. Captive portal juga dapat memberi informasi (seperti Kebijakan
Penggunaan Jaringan yang Dapat di Terima / Acceptable Use Policy) kepada pemakai
sebelum memberi akses lebih lanjut. Dengan memakai web browser, captive portal
dapat bekerja dengan semua laptop dan system operasi. Captive portal biasanya
dipakai di jaringan terbuka yang tak punya metode authentikasi lain (seperti WEP
atau MAC filter).
Gambar Fase Autentikasi dengan Captive Portal
Delimetering Zone (DMZ) pada Jaringan
Firewall DMZ (Demilitarized Zone) – atau jaringan perimeter adalah jaringan security
boundary yang terletak diantara suatu jaringan corporate / private LAN dan jaringan public
(Internet). Firewall DMZ ini harus dibuat jika anda perlu membuat segmentasi jaringan
untuk meletakkan server yang bisa diakses public dengan aman tanpa harus bisa
mengganggu keamanan system jaringan LAN di jaringan private kita. Perimeter (DMZ)
network didesign untuk melindungi server pada jaringan LAN corporate dari serangan
hackers dari Internet.
Gambar berikut ini menunjukkan diagram dari firewall yang menggunakan dua jaringan DMZ
Gambar External Firewall Dengan Dua DMZ
Wireless router (Linksys E1200) yang dilengkapi dengan fitur DMZ ini memungkinkan
anda untuk meletakkan satu computer yang bisa diexpose ke Internet dengan tujuan
tertentu seperti untuk online gaming atau video-conference. DMZ hosting ini
meneruskan semua ports pada saat yang bersamaan kepada satu PC. Fitur forward
port ini lebih aman sebab dia hanya membuka port-port yang ingin anda buka saja,
sementara hosting DMZ membuka semua port dari satu komputer, mengexpose
komputer kepada internet.
Misal pada Linksys E1200 anda bisa mengkonfigure satu PC atau game console untuk
keperluan Online gaming, sehingga terpisah dari jaringan komputer private anda.
Anda bisa mengakses utilitas Web-based dari Linksys E1200 ini dan masuk ke menu
Application > DMZ untuk bisa meng-enable fitur DMZ ini. Enable dulu fitur DMZ ini
dan kemudian lakukan konfigurasi nya. Pilih IP address atau masukkan IP address
tertentu secara manual dari komputer yang ada di internet yang dibolehkan masuk
mengakses PC yang ada pada jaringan. Anda juga perlu memasukkan IP address atau
MAC address dari PC / Game console yang anda ingin diexpose di Internet dan bisa
diakases dari Internet.
1. Free Path Loss
Model dimana sebuah sinyal yang menjauhi sumbernya makin lama akan
menghilang. Ilustrasinya seperti saat anda menjatuhkan batu secara vertikal
ke sebuah kolam air, akan terbentuk gelombang yang menjauhi titk batu
dijatuhkan dan semakin jauh semakin menghilang, namun tidak berhenti,
hanya menghilang. Sama halnya seperti sinyal Gelombang Radio.
2. Absorption (Penyerapan Sinyal)
Seperti diketahui semakin besar Amplitudo gelombang (Power) Semakin jauh
sinyal dapat memancar. Ini baik karena dapat menghemat acess point dan
menjangkau lebih luas. Dengan mengurangi besar amplitudo (Power) suatu
sinyal, maka jarak jangkauan sinyal tersebut akan berkurang. Faktor yang
mempengaruhi transmisi wireless dengan mengurangi Amplitudo (Power)
disebut Absorption (Penyerapan sinyal). Efek dari Penyerapan adalah panas.
Masalah yang dapat dihadapi ketika signal di serap seluruhnya adalah, sinyal
berhenti. Namun efek ini tidak mempengaruhi/ merubah panjang gelombang
dan frekuensi dari sinyal tersebut. Anda pasti bertanya-tanya, benda apa yang
dapat menyerap signal. Tembok, tubuh manusia, dan karpet dapat
menyerap/meredam sinyal. Benda yang dapat menyerap/meredam suara
dapat meredam sinyal.
Peredaman sinyal ini perlu diperhitungkan juga saat akan mendeploy jaringan
wireless dalam gedung, terutama bila ada kaca dan karpet. karena dalam hal
ini peredaman sinyal akan terjadi.
3. Pemantulan Sinyal
Sinyal radio bisa memantul bila menemui cermin/kaca. Biasanya banyak
terjadi pada ruangan kantor yang di sekat. PemantulanI pun tergantung dari
frekuensi signalnya. Ada beberapa frekuensi yang tidak terpengaruh sebanyak
frekuensi yang lainnya. Dan salah satu efek dari pemantulan sinyal ini adalah
terjadinya Multipath.
Multipath artinya singnal datang dari 2 arah yang berbeda. Karakteristiknya
adalah penerima kemungkinan menerima signal yang sama beberapa kali dari
arah yang berbeda. Ini tergantung dari panjang gelombang dan posisi
penerima. Karakteristik lainnya adalh Multipath dapat menyebabkan sinyal
yang = nol, artinya saling membatalkan, atau dikenal dengan istilah Out Of
Phase signal.
4. Pemecahan sinyal (Scattering)
Isu dari pemecahan sinyal terjadi saat sinyal dikrim dalam banyak arah. Hal ini
dapat disebabkan oelh beberapa objek yang dapat memantulkan signal dan
ujung yang lancip, seperti partikel debu di air dan udara. Ilustrasinya dalah
menyinari lampu ke pecahan kaca. Cahaya akan dipantulkan ke banyak arah
dan menyebar. Dalam skala besar adalah bayangkan saat cuaca hujan. Hujan
yang besar mempunyai kemampuan memantulkan sinyal. oleh karena itu
disaat Hujan , sinyal wireless dapat terganggu.
5. Pembelokan Sinyal (Refraction)
Refraction adalah perubahan arah, atau pembelokan dari sinyal disaat sinyal
melewati sesuatu yang beda massanya. Sebagai contoh sinyal yang melewati
segelas air. Sinyal ada yang di pantulkan dan ada yang dibelokkan.
6. LOS (Line of Sight)
Line of Sight artinya suatu kondisi dimana pemancar dapat melihat secara
jelas tanpa halangan sebuah penerima. Walaupun terjadi kondisi LOS, belum
tentu tidak ada gangguan pada jalur tersebut. Dalam hal ini yang harus
diperhitungkan adalah - Penyerapan sinyal, pemantulan sinyal, pemecahan
sinyal. Bahkan dalam jarak yang lebih jauh bumi menjadi sebuah halangan,
seperti kontur bumi, gunung, pohon, dan halangan lingkungan lainnya.
Jalur lurus yang bersih dari hambatan antara penerima dan pengirim disebut
line-of-sight. Untuk frekuensi tinggi membutuhkan line-of-sight lebih baik
daripada frekuensi rendah. Ada dua istilah :
    · Optical Line-of-sight, kedua stasiun secara optik dapat saling lihat
    · Radio line-of-sight, tidak ada refleksi ataupun
Gambar Contoh Line-of-sight
Pehitungan line-of-sight ini sangat diperlukan ketika Anda membangun
jaringan wireless outdoor.